ind pro blog

Minggu, 28 November 2010

Raden Eka ‘ingin jadi pengusaha’.

Jika Anak Ingin Bisnis
Oct.08, 2009 in Jadi Entrepreneur

Jika anak kita ingin bisnis seperti profesi yang digeluti orang tuanya, bagaimana sebaiknya sikap kita sebagai orang tua menghadapi hal itu. Apakah kita apriori atau ingin ikuti saja keinginannya. Saya rasa, kasus ini tak sedikit dialami kalangan pengusaha, termasuk saya sendiri, yaitu ketika anak saya yang masih duduk di bangku SMP juga punya keinginan jadi pengusaha Warnet.

Menurut saya, hal itu wajar terjadi, karena barang kali anak kita sudah terbiasa dengan atmosfer bisnis.
Meski, tak sedikit pula anak pengusaha yang sama sekali tidak ingin bercita-cita jadi pengusaha, karena dia tau ayahnya sangat sibuk. Sedangkan, untuk mendidik sendiri pun tidak mudah. Masalahnya, adalah faktor kedekatan emosional sangat besar, dan itu terkadang menjadi kendala perkembangan anak itu sendiri.

Sementara itu, saya melihat belum adanya sekolah yang menyiapkan seseorang jadi pengusaha. Sehingga, jika anak kita ingin jadi pengusaha, maka dirasa perlu ada orang lain yang kita percaya untuk menjadi pembimbingnya atau mentornya.

Hanya, di dalam kita melibatkan mentor dari keluarga, tetap harus direncanakan dengan baik. Dan, agar berhasil, menurut Patricia Schiff, kolumnis di “Entrepreneur Magazine”, kita harus memperhatikan faktor-faktor di bawah ini.

Faktor pertama, kita harus tahu siapa orang yang menjadi mentornya. Memiliki keterampilan dan dapat memberikan bimbingan, memang merupakan syarat utama. Dan kita sebagai orang tua, semestinya harus lebih dulu percaya sebelum mentor tersebut kita libatkan di dalam membimbing anak kita.

Faktor kedua, apa yang harus kita ketahui pada mentor. Artinya sebelum mentor dari luar keluarga itu menentukan aturan-aturan dalam memberikan bimbingan, sebaiknya kita perlu menjelaskan pada mentor tersebut, apa saja yang menjadi ruang geraknya, dan apa saja yang menjadi tanggung jawabnya. Misalnya saja,dia harus dapat mendidik sikap disiplin pada anak kita.

Faktor ketiga, adalah apa saja yang tidak boleh dilakukan mentor. Misalnya, dia tidak semestinya mencoba melakukan “sabotase” pada proses mentoring itu sendiri. Sebab, sebenarnya inti dari mentoring adalah bagaimana memberikan masukan bagi kemampuan anak kita di bidang bisnis. Sehingga proses tersebut nantinya, akan menjadikan anak kita lebih matang dalam bisnis.

Oleh karena itulah, saya kira, program mentoring semacam itu sebaiknya kita rencanakan untuk jangka waktu terbatas, 5 atau sampai 10 tahun. Sebab, saat inilah, kita sebagai pengusaha akan pensiun atau istirahat. Sementara, anak kita di saat itu telah siap menjadi pengusaha.

MusicPlaylistView Profile
Create a playlist at MixPod.com